Minggu, 10 Juni 2012

Rahasia Mengolah Cinta Ala Nabi Yusuf AS


Santernya berita tentang tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh orang yang mirip artis dan tersebar melalui dunia maya sangat meresahkan masyarakat. Video tidak bermoral tersebut tentu akan dapat menambah keruhnya kondisi masyarakat yang telah terjangkit virus pergaulan bebas, khususnya para pemuda. Para pemuda yang memiliki potensi besar akan sangat disayangkan apabila dipimpin oleh hawa nafsunya. Berangkat dari realitas pemuda saat ini maka kita perlu untuk memahami cara untuk mengolah naluri tersebut dengan meneladani figure yang terdapat dalam Al Quran. Figure yang terdapat dalam Al Quran yang sesuai dengan permasalahan “cinta” dan bisa kita ambil hikmah untuk mengolah naluri mencintai adalah Nabi Yusuf As. Putra Ya’qub yang merupakan keturunan dari nabi Ibrahim AS (melalui Ishak) ini adalah Nabi yang sangat tampan. Dengan ketampanannya Nabi Yusuf AS juga mendapatkan ujian yang sangat berat berkaitan dengan naluri mencintai (Ghorizah nau’). Para wanita pada zamannya terpukau melihat ketampanan Nabi Yusuf AS tak terkecuali istri dari raja Al-Aziz yakni Zulaikha. Ini menunjukkan betapa tampannya Nabi Yusuf AS hingga istri raja terpikat oleh ketampanan beliau.
Tentu saja, tidak hanya ketampanan Nabi Yusuf yang menjadi faktor utama ketertarikan wanita-wanita tersebut. Namun, terdapat pula faktor yang mendasar yang merupakan ujian  bagi Nabi Yusuf dan Zulaikha. faktor-faktor tersebut dijelaskan secara singkat dalam uraian di bawah ini:
1. Faktor Naluri.
Ini adalah hal yang alamiah. Setiap manusia memiliki naluri, termasuk naluri mencintai lawan jenis. Inilah yang mendorong antara wanita dan laki-laki untuk saling tertarik. Sifat naluri itu dipengaruhi oleh fakta dari luar. Artinya naluri ini akan muncul bila didukung dengan fenomena dari luar yang bisa merespon naluri ini keluar. Fenomena itu bila kita pahami saat ini seperti terbukanya aurot, gambar porno, sms mesrah, berdua-duaan, dll. Dapat dipahami pula bahwa Zulaikha tertarik dengan Nabi Yusuf As juga karena faktor naluri. Apabila Zulaikha tidak melihat Nabi Yusuf As (yang merupakan fakta) maka dia tidak akan tertarik. Namun karena sudah terlanjur menangkap realitas (yakni Nabi Yusuf) maka Zulaikha akan merasa gelisa bila tidak memenuhi naluri tersebut, untuk mengobati kegelisahan itulah Zulaikha memaksa Nabi Yusuf untuk melayaninya, hanya saja saat itu rencana hina tersebut gagal. Begitulah naluri, Seorang manusia akan menjadi mulia dengan naluri ini dan bisa pula menjadi hina dengan naluri ini. Bergantung bagaimana ia memenuhi naluri ini dalam kehidupannya. Apabila ia memenuhi naluri ini dengan benar yakni dengan menikah maka ia akan mulia. Namun apabila ia memenuhi naluri mencintai lawan jenis itu dengan mendekati zina, zina dan perbuatan melampaui batas lainnya maka ia akan hina dan lebih hina dari pada hewan. Ia hina karena melampiaskan naluri tersebut begitu saja, tanpa mengolahnya dengan aturan islam.
2. Keadaan Nabi Yusuf AS yang masih muda.
Pemuda adalah sosok yang dapat diibaratkan seperti panasnya matahari di siang hari. Panasnya sangat panas. Seorang pemuda itu bila dilihat semangatnya masih tinggi. Tenaganya dalam kondisi yang prima. Tentu seorang Nabi yang tampan apabila pada usia puncak (masa muda) ketampanannya sangat luar biasa. Wajahnya masih bersinar dan kulitnya belum ada yang keriput. Apalagi sang Nabi ini masih bujangan, belum menikah. Tentunya ketertarikan lawan jenis saat itu bisa dibayangkan betapa tergila-gilanya mereka kepada beliau AS. Faktor kedua ini juga dialami oleh para pemuda saat ini. Mereka yang masih mudah tentu keinginan untuk memenuhi naluri ini juga sangat besar. Sedikit saja naluri itu dipancing dengan melihat lawan jenisnya yang tampan atau cantik maka naluri itu segera bekerja dengan membuat gelisah para pemuda. Ya keadaan yang masih mudah dan masih membujang tersebutlah yang merupakan ujian bagi Nabi Yusuf yang harus dikendalikannya.
3. Keberadaan Nabi Yusuf AS di negeri asing.
Keberadaan Nabi Yusuf As yang jauh dari keluarga, jauh dari pengawasan saudara-saudaranya merupakan ujian bagi Nabi Yusuf untuk senantiasa menjaga dirinya yang pada saat itu memiliki banyak sekali kesempatan untuk berbuat hal-hal yang dibenci Allah termasuk zina. Ditambah lagi dengan linkungan sekitar Nabi Yusuf masih asing dan belum begitu mengenal Nabi Yusuf. Dengan demikian ujian beliau juga pada lingkungannya yang memberikan kesempatan besar untuk berbuat maksiat karena lingkungan beliau tidak terlalu memperhatikan dan menilai lebih dalam orang asing seperti beliau yang baru datang. Hal tersebut mirip dengan kondisi para pemuda sekarang yang kebanyakan tidak berasal dari tempat tinggalnya. Sehingga mereka pun bebas untuk berbuat sesuka hati mereka karena jauh dari pengawasan orang tua dan lingkungan sekitarnya jarang memperhatikan aktivitasnya.
4. Zhulaikha memiliki kedudukan yang terhormat.
Ujian Nabi Yusuf AS begitu luar biasa besar karena perempuan yang menyukainya adalah seorang permaisuri. Seandainya yang menyukai beliau adalah perempuan biasa tentu ketertarikannya akan lebih kecil dan kemungkinan untuk menuruti kemauannya dapat dengan mudah dikendalikan oleh Nabi Yusuf. Namun yang dihadapi oleh Nabi Yusuf bukanlah wanita biasa melainkan majikannya  dan berkedudukan tinggi sebagai seorang ratu/permaisuri. Dengan begitu Nabi Yusuf bukan sebagai pengendali namun Nabi Yusuflah yang memiliki kemungkinan besar untuk dikendalikan oleh Zulaikha dan akan cenderung menurutinya.
5. Zhulaikha memberikan lampu hijau bahkan menunjukkan keagresifannya untuk melakukan zina.
Pada umumnya kendala untuk berzina adalah wanita yang menolak untuk diajak zina. Namun pada kesempatan yang dihadapi Nabi Yusuf justru menunjukkan bahwa wanitalah yang meminta untuk melakukan zina dengan jalan menggodanya bahkan mengancam Nabi Yusuf. Hal tersebut ditunjukkan dengan Firman Allah swt “…sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”(Qs:Yusuf:32)
6. Nabi Yusuf AS berada di rumah wanita tersebut.
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu…” QsYusuf12:23)
Keberadaan Nabi Yusuf AS yang satu rumah dengan Zulaikha merupakan ujian yang berat. Mereka tentu sering bertemu sehingga naluri antara keduanya pasti akan lebih tinggi karena ada faktor yang mendukung untuk menyulut naluri tersebut untuk dipenuhi. Apalagi pada posisi Nabi Yusuf sebagai budak memiliki kemungkinan untuk diminta bertemu dengan Zulaikha disaat orang lain tidak diperkenankan untuk menemuinya. Sehingga bisa mendorong untuk saling melihat sesuatu yang tidak dilihat orang.
Sungguh begitu beratnya ujian yang diterima oleh Nabi Yusuf dengan godaan permaisuri raja dan Nabi Yusuf AS pun dapat melewati ujian tersebut hingga Allah Swt pun memuji kesabaran beliau dalam Al Quran “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Qs:Yusuf:3)”. Keberhasilah Nabi Yusuf AS bukan karena sebuah kebetulan Karena beliau merupakan Nabi, namun Nabi Yusuf benar-benar mengupayakan untuk bisa keluar dari permasalahan tersebut. Berikut ini beberapa rincian singkat yang menjelaskan bagaimana Nabi Yusuf meraih Keberhasilannya.
1. Rasa takut kepada Allah Swt
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.”(QsYusuf12:23)
Rasa takut kepada Allah dalam diri Nabi Yusuf telah menjadikan perisai baginya untuk berani menentang ajakan Zulaikha walaupun wanita itu adalah permaisuri yang memiliki kedudukan yang bisa menekan Nabi Yusuf. Perasaan Nabi Yusuf untuk Takut kepada Allah begitu besar walaupun dia jauh dari keluarga dan berada di lingkungan asing karena beliau tetap sadar bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Seandainya Nabi Yusuf As tidak takut kepada Allah dan mengikuti keinginan Zulaikha maka betapa ruginya Nabi Yusuf karena menghendaki jalan singkat kenikmatan semu yang itu merupakan jalan terpanjang menuju kenikmatan haqiqi (surga). Seandainya Nabi Yusuf mau untuk dipimpin hawa nafsunya lalu berbuat zina dengan sang permaisuri maka beliau takkan pernah dapat jaminan dari Allah akan naungan Nya pada hari kiamat. Karena naungan tersebut hanya dimiliki oleh tujuh golongan, yakni salah satunya adalah seseorang laki-laki yang diajak seseorang perempuan cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”. Betapa pentingnya Rasa takut kepada Azab Allah dalam kondisi apapun baik ramai maupun sunyi. Karena itulah benteng pribadi seorang muslim dalam mencegah perbuatan kejih dan mungkar.
2. Taufik dan pertolongan dari Allah Swt
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya wanita itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Qs:Yusuf12:24)[750]. Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf A.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besarnya sehingga andaikata dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah SWT. tentu dia jatuh ke dalam kemaksiatan.
Seandainya dia tidak melihat tanda dari Rabbnya, niscaya ia pun bermaksud melakukannya perbuatan itu dengan Zulaikha tersebut. Lalu bagimana agar mendapakan taufik dan pertolongan Allah? Berkaitan dengan hal tersebtu Rasul saw pernah bersabda “Jagalah Allah, niscaya Allah akan Menjagamu”.
4. Usaha Nabi Yusuf  AS untuk lari dari kemaksiatan
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?”(Qs:Yusuf12:25)
Niat untuk lepas dari kemaksiatan saja tidak cukup akan tetapi keinginan tersebut harus diiringi dengan aksi atau perbuatan yang konkret untuk benar-benar berlindung dan menjauh dari kemaksiatan tersebut. Nabi Yusuf lari dari kemaksiatan tersebut karena posisi dari Nabi Yusuf pada saat itu lemah maka yang dilakukannya adalah menjauhi sebab-sebab yang dapat menimbulkan kemaksiatan, yakni menjauhi Zulaikha. Oleh karena itu sebisa mungkin pemuda zaman sekarang untuk menghindari perbuatan yang mendekati zina walaupun dia harus tersiksa karena kegelisahan yang ia rasakan, demi mendapatkan cinta Allah padanya.
5. Nabi Yusuf AS lebih memilih penjara dari pada godaan wanita
Berikut ini adalah doa Nabi Yusuf yang lebih memilih penjara dari pada ajakan Zulaikha.
“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (Qs:Yusuf:12:33)
Inilah kemuliaan Nabi Yusuf AS, beliau berdoa dan menginginkan untuk tidak menuruti kemauan Zulaikha dan siap apabila istri raja tersebut memasukkannya ke dalam penjara. Nabi Yusuf  berani dan ikhlas bila ia harus mendapatkan lingkungan yang buruk yakni penjara. Padahal beliau sebelumnya hidup di istana Raja. Karena dalam penjara beliau lebih aman dari godaan wanita tersebut.
Hikmah yang dapat diambil dari pilihan Nabi Yusuf tersebut selain dari pada keberaniannya untuk mengambil resiko hingga harus sengsara adalah pentingnya sebuah lingkungan agar bisa terhindar dari kemaksiatan. Lingkungan penjara bagi Nabi Yusuf adalah lingkungan yang bisa menjauhi interaksi dengan Zulaikha. Begitulah seharusnya kita juga dapat memilih dan menjadikan lingkungan kita sehat dari hal-hal yang menggundang zina. Lingkungan kita saat ini sangat mendukung untuk berbuat zina. Pergaulan di masyarakat sangat bebas dan busana pun begitu vulgar untuk dipertontonkan. Hal tersebut karena tidak adanya aturan yang tegas dalam mengatur permasalahan tersebut sebagaimana yang ada dalam islam. Islam dapat mengatur dengan baik permasalahan sosial semacam itu. Yakni dengan adanya penerapan hukum secara total dalam sebuah Negara yakni Khilafah islamiyah, penjelasan masalah Khilafah dapat dijelaskan dalam artikel lainnya.
Selain berusaha Nabi Yusuf tidak lupa untuk berdoa setelah beliau berusaha           dengan sungguh-sungguh untuk terhindar dari godaan Zulaikha. Akhirnya Nabi           Yusuf AS pun dihindarkan oleh Allah SWT dari pengaruh kemaksiatan. Oleh   karena itu selain berusaha kita juga tidak boleh sombong dengan usaha       tersebut, sehinnga kita harus berdoa, sebagai Sabda Rasul saw : “doa adalah             senjata seorang mukmin, tiang penyangga agama, serta lentera langit dan bumi.”
Dan pada akhirnya doa Nabi Yusuf pun terkabulkan. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha    Mengetahui. (Qs:12:34)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar